Setelah selesai menitipkan CD untuk pameran pada seorang teman, langsung capcus, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 04.40 pagi hari, dan adzan shubuh pun sudah mengumandang. Segera gw belokan motor ke sebuah masjid yang ada di dekat stasiun untuk kembali bersujud pada Illahi yang telah memberikan kita semua nikmat hidup yang tiada taranya.
Selesai Sholat langsung gw pacu motor gw ke arah pulang, tidak lupa gw sempatkan membakar sebatang rokok sebagai teman perjalanan pulang dan pengalih rasa dingin udara pagi..hehehee (maklum orang kurus ngga kuat dingin).
Setelah melewati beberapa lampu merah, perut gw mulai keroncongan tanda sudah minta jatah untuk di isi dan gw baru keingetan ternyata seharian tadi perut gw baru di isi sepiring nasi dan semangkok mie instant. Gak kerasa keasyikan berkarya jadi lupa sama urusan perut. hehehe... Ya Allah berasa laper bgt, enaknya makan dimana ya, biasanya jam segini sudah ada yang jualan nasi kuning "pikir gw dlm hati".
Gw jalanin motor gw pelan2 ditempat2 yang seingat gw suka ada yang berjualan nasi kuning atau jamblang, ternyata mereka belum pada buka. Ya sudahlah mungkin nanti dideket2 perum ada yang jualan pikir gw.
10 menit berlalu gw pun sudah memasuki wilayah perum, dan Alhamdulillah akhirnya gw nemuin tempat yang jualan nasi kuning yang hanya ada beberapa kursi panjang yang terbuat dari kayu dan meja untuk menaruh dagangannya sebagai tempat jualannya tanpa ada atap atau gerobag yang menaunginya. Yang jualannya pun seorang ibu yang sudah tua, perkiraan gw mungkin di atas 50 tahun umurnya karena melihat sudah banyaknya uban yang tumbuh dirambut.
Segera gw berhentiin motor dan parkir di samping tempat jualannya. lalu gw pesen 1 piring nasi kuningnya. "Bu nasinya masih" kata gw. | mau makan disini apa dibungkus de.. | disini aja bu, pinta gw. ibu2 itu pun dengan sigap langsung melayani pesanan gw. Akhirnya nasi kuning pesanan gw pun hadir didepan gw. Tanpa lupa berdoa "Ya Allah, semoga makanan ini menjadi berkah bagi hamba dan bisa bermanfaat bagi hamba.. Aamiin :)" Bismillahirrahmanirrahim... sesuap nasi kuning pun sudah masuk ke mulut dan gw kunyah pakai gigi yang kanan dan kiri, maklum sebagian sistem dari mulut gw sudah matic, ibarat motor matic sudah ngga pakai gigi lagi. hehee..
(Pengen ngomong giginya ompong aja kebanyakan basa basi..hehehe).
Ya gw emang sudah ompong, dan gigi yang tanggalnya ada 4 buah semuanya dibagian depan... akibat kecelakaan motor hampir 2 tahun yang lalu yang telah merenggut ketampanan gw. :D Tapi biar ga punya gigi dan tidak bisa mengunyah dengan sempurnapun gw masih bersyukur. karena gw masih diberi rizki untuk makan makanan yang halal karena diluar sana masih banyak orang yang diberi kesempurnaan fisik tapi masih belum bisa mendapatkan sesuatu untuk dimakan.
Sambil makan gw coba sempatin waktu untuk mengajak ibu itu mengobrol agar suasana pun tidak terlalu hening, disela-sela obrolan itu gw coba bertanya : Bu bukanya dari jam berapa? baru buka ya dan jualannya gantian ya sama anaknya, karena klo ngga salah dulu bgt, saya pernah beli di sini mlm2 dan klo ngga salah yang ngelayaninnya bukan ibu. | Ya de, dl mungkin anak ibu yang ngelayanin ade, tapi sekarang anak ibu sudah ngga ada de, ibu bukannya dari tadi. biasanya ibu bukanya jam 11n sampai jam 2n juga sudah habis cm udah beberapa hari ini jualannya lagi sepi terus de makanya ibu buka sampe jam segini.
Ya Allah ibu ini jualan dari mlm sampai jam segini ditempat yang tanpa ada atapnya untuk menahan embun yang turun demi mencari rizki yang halal untuk keluarganya. Tanpa mengenal rasa lelah. Di usia senja yang seharusnya saat ini sedang beristirahat nyenyak dirumah sambil berselimut hangat. Ya Allah Semoga Engkau memberikan rizki yang banyak dan halal untuk ibu ini. Aamiin.
Lalu ibu itupun kembali bercerita tentang anaknya, anak ibu dl meninggalnya gara2 kebakaran de, waktu mau ngisi tabung gas dirumah, eh gasnya bocor terus meledak. waktu hari pas kejadiaannya anaknya ibu tuh bilang de, Mi pengen ngeliwet beli, nggo mangan esuk. ya ngeliwet bae tapi gase entong jeh, ngko mimie tuku gas dikit ya ning warung. setelah gas dibeli ibu itu pun langsung memberikan ke anaknya untuk diganti dengan yang baru, tp sebelum gas dipasang ibu itu sempat bilang ke anaknya ingin kembali ke warung lagi karena ada sesuatu yang ketinggalan. Pada saat ibu itu pergi ke warunglah terjadi musibah itu, tabung gas yang sedang dipasang oleh anaknya itulah mengalami kebocoran pada regulatornya dan akhirnya meledak dan mengakibatkan luka bakar yang sangat parah pada anaknya.
Ibu itupun berupaya membawa anaknya kerumah sakit yang paling dekat yaitu rumah sakit "Putera Bahagia" tapi memang dirumah sakit ini biayanya terkenal lumayan mahal. Mi uwis aja ning umah sakit maning, beli papa melas mimie laka duite, ngko larang biayae mi, pinta anaknya. Karena merasa ga tega melihat kondisi anaknya yang kian kritis, ibu itupun lalu membawa anaknya ke rumah sakit yang lain yang mungkin biayanya lebih terjangkau, tp karena suatu persoalan dengan alasan tak sanggup menangani, rumah sakit itupun menolak merawat korban lalu merujuknya ke salah satu rumah sakit yang ada di jakarta.
Akhirnya dengan berat hati si ibu itu pun harus mengantarkan anaknya menuju rumah sakit di Jakarta ditemani oleh supir ambulance dari rumah sakit sebelumnya. waktu perjalanan yang ditempuh pun lumayan lama, karena macet dan lain sebagainya. setelah mencari2 dan bertanya2, tibalah ambulance tersebut di rumah sakit yang dituju. Tapi alangkah terkejutnya ketika sampai dirumah sakit yang dirujuk, rumah sakit itu menolak dengan alasan kamar yang penuh tanpa bisa memberikan pertolongan sama sekali pada anaknya. Padahal ibu itu melihat ada beberapa pasien yang baru datang langsung, diterima dan dirawat.
Apakah kesembuhan itu begitu sangat mahalnya di negeri ini, kemanakah sumpah jabatan yang pernah mereka ucapkan sebelum dilantik menjadi seorang dokter atau perawat.
Apakah mereka tak pernah sedikit pun berpikir, bahwa ada seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan mereka.
Dengan perasaan sedih ibu itu pun harus membawa kembali anaknya pulang. setelah menempuh waktu perjalanan yang cukup jauh tanpa ada pertolongan yang berarti Anak ibu itu pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
beliau pun bercerita bahwa anaknya yang telah tiada itu semasa hidupnya baik dan perhatian sm keluarganya, ga pernah ngeluh klo lg bekerja. bahkan sering membantu saudara atau tetangganya ketika mereka lagi ada masalah finansial, sampai2 terkadang anaknya tersebut harus merelakan uang terakhir yang dia punya untuk membantu mereka.
Sambil menghabiskan nasi kuning yang tersisa gw sempat melihat ibu itu menyeka airmata yang ada dipelupuk matanya. Maafin gw ya bu, tanpa sengaja telah membuka kembali ingatan ibu pada kejadian yang telah lampau. Semoga amal ibadah anak ibu diterima oleh Allah SWT. Aamiin.
Setelah menghabiskan nasi kuning tersebut dan menghabiskan air yang telah disediakan lalu gw bertanya, berapa bu semuanya, nasi kuning sama gorengan 1. Semuanya jadi 4 ribu de.
Sambil mengambil beberapa lembar uang yang ada dikantong. Ini bu lagi ada rejeki lebih, mohon diterima ya. Semoga bermanfaat buat ibu.
Ibu itu pun sempat kaget karena melihat beberapa lembar uang yang diterimanya untuk harga sepiring nasi kuning, banyak bgt de katanya. | udah gpp bu, ini buat ibu. sambil melangkah menuju motor yang gw parkir, tiada henti2nya gw dengar beliau mengucap terima kasih dan rasa syukur.
Terima kasih Ya Allah, Engkau telah memberikan pelajaran yang sangat berharga dan bernilai dipagi hari ini. Beberapa lembar uang yang telah gw berikan untuk ibu itu tidak ada apa2nya dibanding dengan hikmah dan pelajaran yang gw petik dari pembicaraan gw dengan ibu itu. Sebuah hikmah agar tidak pernah mengeluh dalam bekerja dan harta yang kita punya hanyalah titipan rizki yang sementara. Pada akhirnya kita semua pun akan kembali Pada-Mu Ya Allah.